Sunday, October 30, 2011
Saturday, October 29, 2011
Thursday, October 27, 2011
Hati-hati Pemerkosaan Secara Halus Lewat Pacaran
Istilah pacaran bagi remaja sekarang bukanlah hal yang tabu lagi. Berbeda dengan saat orang tua kita dahulu sebelum menikah. Sebagian besar orang tua kita menikah karena perjodohan dan mereka menerimanya dengan senang hati. Namun jaman makin berubah dan semakin tua. Istilah pendekatan bagi dua insan yang biasa kita sebut masa pacaran sudah menjadi sesuatu yang banyak dan umum terjadi.
Sering juga kita lihat di mall, di jalan atau di tempat-tempat hiburan, muda-mudi yang tengah dimabuk asmara terang-terangan menunjukan kasih sayang mereka. Tanpa merasa risih, mereka dengan santainya berangkulan, berpelukan bahkan cium pipi di muka umum. Beberapa kali saya melihat pemandangan di depan mata saya, muda-mudi ini tanpa malu-malu berangkulan dan si perempuan dengan mesranya bergelayut mesra di bahu kekasihnya.
Berpacaran bila bertujuan saling mengenal kepribadian masing-masing, tentu hal itu sangat bermanfaat bagi masa depan mereka dalam menentukan pasangan hidup. Namun gaya berpacaran yang sering kita lihat masa kini nampaknya sudah seringkali “kebablasan”. Akibat terlalu bebas orangtua memberikan peluang kepada anak gadisnya untuk dibawa keluar rumah oleh kekasihnya hingga larut malam, maka terjadilah hal yang melanggar norma. Mereka yang masih belia, belum bisa mengontrol emosi dan gejolak muda bila hanya berdua berada di suatu tempat tertutup, bukan tidak mungkin perbuatan tidak senonoh lah yang akan terjadi.
Sekedar peringatan bagi anda kaum perempuan yang masih belia, sebuah pelajaran berharga yang patut diingat tentang pentingnya menjaga keperawanan ketika berpacaran. Belum lama ini peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi pada adik perempuan teman saya. Dia seorang gadis berusia 22 tahun. Usia yang cukup pantas untuk mulai mencari pendamping hidup. Sebut saja namanya Gea. Gea sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta dan memiliki seorang kekasih tampan. Gea merasa sudah sangat cocok dengan kekasihnya ini. Hubungan mereka baru terjalin 2 bulan. Hasrat menggebu di usia pacaran yang masih baru itu membuat kekasih Gea ingin selalu dekat dan bermesraan dengan Gea.
Meskipun sudah 2 kali gagal dalam menjalin hubungan, nampaknya Gea termasuk gadis yang lugu dan malu-malu untuk urusan bermesraan dengan kekasihnya. Hal inilah yang membuat Rio, kekasih Gea merasa perlu untuk mengajari Gea bagaimana menyenangkan hati kekasihnya. Rio seringkali mengajak Gea ke tempat-tempat di mana banyak pasangan muda bermesraan. Seperti ke tempat wisata, ke gedung bioskop, dinner di tempat romantis. Keluguan Gea makin membuat Rio penasaran. Seperti penuturan Gea, ia selalu menolak bila Rio menciumnya atau membelainya dengan alasan belum saatnya Gea melakukan itu.
Penolakan demi penolakan yang Gea lakukan sebenarnya adalah hal yang semestinya. Karena tidak semua perempuan belia yang mampu menepis rayuan gombal kekasihnya untuk diajak berbuat lebih dari sekedar peluk dan cium. Namun ini justru yang membuat Rio harus memutar otaknya mencari cara bagaimana agar ia bisa menyentuh tubuh Gea.
Dengan alasan menemui rekan kerjanya, Rio mengajak Gea ke sebuah Guess House di bilangan Pasar Minggu. Lagi-lagi karena keluguannya, Gea tidak menolak ajakan kekasihnya. Ketika mereka sampai di tempat itu, Rio mengajak Gea untuk menunggu rekannya di sebuah kamar. Tanpa sepengetahuan Gea, ternyata Rio mengunci pintu kamar tersebut. Gea yang tengah asik menikmati acara televisi tidak menyadari bahaya yang mengintainya. Rio yang merasa rencananya berhasil membawa Gea ke sebuah kamar, mulai melancarkan rayuan dan mulai menyentuh Gea. Seketika Gea tersadar bahwa mereka hanya berdua saja di kamar itu. Saat Rio meminta Gea untuk bermesraan dengannya, lagi-lagi Gea menepisnya dengan halus.
Bisa dibayangkan peristiwa yang terjadi setelah acara belai-membelai, rayu-merayu dan cumbu-mencumbu. Gea seolah lupa diri dan hanyut dalam kemesraan yang dilancarkan kekasihnya. Tanpa sadar, pakaian Gea sudah tidak pada tempatnya lagi. Gea panik dan gusar. Ia marah dan sempat menampar Rio. Gea merasa malu dan buru-buru menutupi tubuhnya dengan bedcover yang ada di dekatnya. Rio berusaha menenangkan hati kekasihnya. Namun Gea tetap histeris ketika Rio semakin mendekati dirinya. Melihat Gea yang terus terisak dan memohon agar Rio tidak menyentuhnya, membuat Rio tercekat. Rio menyadari bahwa apa yang dilakukannya terhadap kekasihnya memang tidak pantas.
Raut wajah kecewa nampak terlihat di wajah Rio ketika mendengar pecah tangisan Gea. Bersyukur akhirnya Rio mengurungkan niatnya untuk meneruskan aksinya untuk bisa berbuat lebih jauh dengan Gea. Selamatlah Gea dari ancaman akan terenggutnya kegadisannya. Setelah peristiwa itu, hubungan Gea dan Rio tak lagi bertahan. Ketika mengetahui bahwa Rio ternyata telah memiliki isteri dan seorang anak di Semarang, makin hancurlah hati Gea ketika itu. Tuhan masih melindungi Gea karena kesadaran Gea muncul seketika saat Rio berusaha untuk menggagahinya. Karena ternyata di balik itu semua, Rio memang bukanlah laki-laki yang tepat untuk dirinya. Bagaimana bila peristiwa naas itu benar-benar terjadi? Tentu nasib malang lah yang akan menjadi milik Gea selama hidupnya. Bagaimana bila akibat perbuatan Rio terjadi kehamilan, sedangkan Rio sendiri telah memiliki keluarga.
Ketika dalam kondisi terjepit seperti Gea, pada umumnya perempuan hanya bisa pasrah dan akal sehatnya pun seakan tidak berdaya menepis hasrat yang bergelora. Namun justru saat itulah bahaya yang mengancam dirinya bila ia tak mampu menolak kekasihnya untuk segera menghentikan aksinya. Bila hasrat sudah di ubun-ubun, tak banyak orang yang mampu menahan rasa itu. Bisa kita tebak hal apakah yang kemudian terjadi setelah dua insan yang tengah kasmaran ini sudah pada kondisi “genting”.
Tak banyak perempuan yang mampu menolak kekasihnya ketika diperlakukan mesra, lembut dan penuh cinta seperti yang dilakukan Rio terhadap Gea. Seharusnya ketika seorang perempuan tersentak kesadarannya bahwa kegadisannya akan terenggut, segeralah bertindak menolak kekasihnya untuk terus melanjutkan aksinya. Ingatlah bahwa kenikmatan sesaat itu akan melahirkan penderitaan dan dosa seumur hidup. Penyesalan selalu datang belakangan.
Sebelum hal buruk menimpa seorang perempuan, berpikirlah 100 x ketika kekasih anda membujuk untuk membawa anda ke suatu tempat di mana perbuatan tidak pantas itu paling mungkin terjadi. Usahakan anda selalu minta kekasih anda membawa anda di tempat keramaian demi menjaga niat dan hasrat setan muncul secara tiba-tiba. Lebih baik mencegah sebelum kejadian buruk menimpa anda. Ketika anda terlambat menyadari akibat perbuatan nikmat sesaat tersebut, masa depan anda akan hancur. Orang tua mana yang takkan bersedih menerima kenyataan kesucian anak gadis kesayangannya telah terrenggut. Berpacaran lah dengan cara yang sehat, maka diri anda dan kekasih anda akan senantiasa terjaga dari hal-hal yang menjerumuskan.
Wednesday, October 26, 2011
Kelly Clarkson Wrong Costume ??
Kelly Clarkson is not embarrassed if the "wrong costume". Musicians United States was claimed to have never "saltum" on stage. However, the star would be happy if her breasts are not seen accidentally.
"I never use the costume that made my breasts swell or until it looks clear - a pain if so - but if it comes, I'm quite proud of its small size," said Kelly.
If one day have one costume, Kelly was ready to make a joke.
"I'm probably going to shake his shoulders and said 'asyiiik' The problem is, I've never been so embarrassed," she added.
"I never use the costume that made my breasts swell or until it looks clear - a pain if so - but if it comes, I'm quite proud of its small size," said Kelly.
If one day have one costume, Kelly was ready to make a joke.
"I'm probably going to shake his shoulders and said 'asyiiik' The problem is, I've never been so embarrassed," she added.
Monday, October 24, 2011
BLINK 182 is BACK !!!
Blink 182 is back !!! and release their new album !!!
The group hinted at a bona fide reunion onstage at the Grammy Awards Sunday night after weeks of swirling rumors."We used to play music together and we decided to play music together once again," said drummer Travis Barker, who appeared onstage wearing an arm sling.
The trio took the stage at the Grammys to present the Best Rock Album award to Brit rockers Coldplay. They later confirmed their plans to reunite in a statement issued after the ceremony.
Neighborhoods | ||||
---|---|---|---|---|
Studio album by Blink-182 | ||||
Released | September 27, 2011 (2011-09-27) | |||
Recorded | April–July 2009, June 2010–July 2011, at Opra Music Studios, Los Angeles, California, Neverpants Ranch, Henson Studios, Los Angeles, California | |||
Genre | Pop punk, alternative rock | |||
Length | 36:34 | |||
Label | DGC, Interscope | |||
Producer | Mark Hoppus, Tom DeLonge, Travis Barker | |||
Blink-182 chronology | ||||
| ||||
Singles from Neighborhoods | ||||
|
Blink-182 | |
---|---|
Background information | |
Also known as | Blink (1992–94) |
Origin | Poway, California, United States |
Genres | Pop punk |
Years active | 1992–2005, 2009–Present |
Labels | Grilled Cheese, Cargo Music, Kung Fu, MCA, Geffen, Interscope |
Associated acts | Box Car Racer, +44, Angels & Airwaves, Transplants |
Website | blink182.com |
Members | |
Mark Hoppus Tom DeLonge Travis Barker | |
Past members | |
Scott Raynor |
Marco Simoncelli Crash and Death
It’s a gloomy day for the MotoGP world as one of the most talented riders, Marco Simoncelli, died within a crash that involves several motor crash and cause injuries to other riders.
Marco Simoncelli crash was quite dramatic and horrific since the accident involved the hitting and crashing of several motorcycles to the body of this young rider. In several camera and video footage, it was visible that the young rider experienced slip which cause himself to be dragged away by the motorcycle. Unlucky for him, while he was dragged away by the motorcycle, he was hit by other riders, including Valentino Rossi and also Colin Edward. What makes this accident very fatal was that the helmet of Simoncelli got knocked off during the crash that lead to fatal head injury, according to the medical officials.
The Marco Simoncelli crash in Sepang happened after two laps and the official immediately stopped the race after the condition of this 24 years old rider has been confirmed. After the crash, Simoncelli didn’t move at all and the medical workers confirmed that the death was because of head injuries. For the race, the officials finally decided to cancel the whole event, causing the fans to get upset and throwing bottles.
Marco simoncelli Death – Cause :
“I am very sad to be here to tell you about the death of Marco Simoncelli due to severe accidents caused by other drivers, there is trauma to the head, neck and chest,” said Macchiagodena a news conference at the Sepang Circuit on Sunday (10/23/2011).
MotoGP rider Marco Simoncelli of Italy (58), is seen with other riders during the start of the Malaysian MotoGP Grand Prix in Sepang, Malaysia, Sunday, Oct. 23, 2011. Italian rider Simoncelli died of chest, head and neck injuries Sunday after a crash at the Malaysian MotoGP motorcycle race, organizers said. He was 24. (AP Photo/Raymond Ho)
Marco Simoncelli from Italy (58) takes turn two during the second lap of the Malaysian MotoGP Grand Prix in Sepang, Malaysia, Sunday, Oct. 23, 2011. The Malaysian MotoGP race has been red-flagged after one lap Sunday following an incident involving American Colin Edwards and Italians Marco Simoncelli and Valentino Rossi. (AP Photo/Vincent Thian)
In this picture taken Saturday, Oct. 22, 2011, MotoGP rider Marco Simoncelli, of Italy, takes a curve during the official practice of the Malaysian MotoGP Grand Prix in Sepang, Malaysia. The Malaysian MotoGP has been called off after one lap Sunday, Oct. 23, 2011, after Italian Marco Simoncelli died in an accident involving Valentino Rossi of Italy and American Colin Edwards. Simoncelli lost control of his Honda at turn 11, but his bike regained partial grip and pulled him back across the track, straight into the path of Edwards and Rossi. Simoncelli's helmet was ripped off in the incident and he was motionless on the track after the collision. He had been fourth at the end of lap one. Edwards also fell but escaped serious injury, while Rossi was able to return to the pits. (AP Photo/Simone Rosa, LaPresse)
In this photo taken on Saturday, Oct. 22, 2011, MotoGP rider Marco Simoncelli of Italy steers his Honda during the third practice for Sunday's Malaysian MotoGP Motorcycle Grand Prix in Sepang, Malaysia. Italian rider Simoncelli died of chest, head and neck injuries Sunday, Oct. 23, 2011 after a crash at the Malaysian MotoGP motorcycle race, organizers said. He was 24. (AP Photo/Raymond Ho)
FILE - In this July 2, 2011 file photo, Marco Simoncelli of Italy waves to fans after clocking the third fastest time during the official practice session ahead of Sunday's Italian Moto GP at the Mugello racetrack in Scarperia, Italy. The Malaysian MotoGP has been called off after one lap Sunday, Oct. 23, 2011, after Italian Marco Simoncelli died in an accident involving Valentino Rossi of Italy and American Colin Edwards. (AP Photo/Gregorio Borgia, File)
MotoGP rider Marco Simoncelli of Italy steers during a qualifying practice session at the Australia Motorcycle Grand Prix on Phillip Island, near Melbourne, Australia, Saturday, Oct. 15, 2011. Simoncelli qualified third fastest with Casey Stoner of Australia first and Jorge Lorenzo of Spain second. (AP Photo/Mandy Lamont)
MotoGP rider Marco Simoncelli of Italy controls his Honda during the second free practice session at the Australian MotoGP Grand Prix on Phillip Island, near Melbourne, Australia, Friday, Oct. 14, 2011. ( AP Photo/Andrew Brownbill)
Penyebab Kematian Marco Simoncelli
TRIBUNNEWS.COM, SEPANG - Marco Simoncelli tewas akibat kecelakaan di sirkuit sepang, Malaysia, Minggu (23/10/2011). Dokter dari pihak tim medis MotoGP, menyatakan penyebab kematian adalah sejumlah luka serius di kepala, leher dan dada.
Direktur tim medis MotoGP, Michele Macchiagodena mengatakan pembalap Tim Honda Gresini itu tak sadar saat anggota tim medis menjemputnya di lintasan balap. Mereka memberikan pertolongan pertama berupa CPR (napas buatan) baik di mobil ambulans maupun selama 45 menit di pusat medis MotoGP. Namun upaya itu tak mampu menyelamatkan Simoncelli.
Saat tiba di pusat medis dia segera diberi pertolongan dengan intubasi (pemasangan selang napas) dan bisa mengeluarkan darah dari rongga dada. "Akibat tabrakan hebat saat balapan oleh pembalap lain, dia dilaporkan mengalami luka serius di kepala, leher dan dada," kata Macchiagodena dikutip Eurosport.
"Sayangnya itu tidak bisa menolongnya dan pada 16.56 kami mengumumkan dia telah tiada," ujar sang dokter.
Direktur Balapan, Paul Butler mengatakan kecelakaan akan diinvestigasi. Barter menyampaikan simpati mendalam kepada keluarga Simoncelli. "Kami ingin menyampaikan penghormatan kepadanya," ujar Barter.
Marco Simoncelli tak mampu melawan cedera parah yang menimpanya, akibat kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (23/10/11). "Supersic" akhirnya mengembuskan nafas terakhir pada pukul 16.56 waktu setempat atau 15.56 WIB, meskipun sempat mendapat perawatan di medical centre sirkuit.Kecelakaan mengerikan itu terjadi pada lap kedua di Tikungan 11. Simoncelli, yang sedang bertarung dengan Alvaro Bautista dalam perebutan posisi keempat, tak mampu mengendalikan motornya ketika menikung ke kanan, sehingga tergelincir.
Saat jatuh itu, dia dan motornya melintasi sirkuit dan masuk ke jalur milik pebalap Yamaha Tech 3, Colin Edwards, dan pebalap Ducati, Valentino Rossi. Kecelakaan horor itu pun tak terhindarkan, karena motor Edwards melindas Simoncelli, tepatnya di kepala.
Edwards pun jatuh di luar trek dengan cedera dislokasi bahu, dan Rossi masih mampu mengendalikan motornya meskipun terpental ke luar lintasan dan Desmosedici GP11.1 tunggangannya mengalami kerusakan. Akan tetapi, Simoncelli menggelepar di atas trek dengan helm sudah terlepas dari kepala (setelah dilindas), dan dia sama sekali tidak bergerak.
Bendera merah langsung dikibarkan usai kecelakaan tragis tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, panitia lomba mengumumkan bahwa balapan GP Malaysia itu resmi dibatalkan, karena tim medis fokus untuk menyelematkan Simoncelli, yang akhirnya meninggal pada pukul 16.56.
Marco Simoncelli tak mampu melawan cedera parah yang menimpanya, akibat kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (23/10/11). "Supersic" akhirnya mengembuskan nafas terakhir pada pukul 16.56 waktu setempat atau 15.56 WIB, meskipun sempat mendapat perawatan di medical centre sirkuit.Kecelakaan mengerikan itu terjadi pada lap kedua di Tikungan 11. Simoncelli, yang sedang bertarung dengan Alvaro Bautista dalam perebutan posisi keempat, tak mampu mengendalikan motornya ketika menikung ke kanan, sehingga tergelincir.
Saat jatuh itu, dia dan motornya melintasi sirkuit dan masuk ke jalur milik pebalap Yamaha Tech 3, Colin Edwards, dan pebalap Ducati, Valentino Rossi. Kecelakaan horor itu pun tak terhindarkan, karena motor Edwards melindas Simoncelli, tepatnya di kepala.
Edwards pun jatuh di luar trek dengan cedera dislokasi bahu, dan Rossi masih mampu mengendalikan motornya meskipun terpental ke luar lintasan dan Desmosedici GP11.1 tunggangannya mengalami kerusakan. Akan tetapi, Simoncelli menggelepar di atas trek dengan helm sudah terlepas dari kepala (setelah dilindas), dan dia sama sekali tidak bergerak.
Bendera merah langsung dikibarkan usai kecelakaan tragis tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, panitia lomba mengumumkan bahwa balapan GP Malaysia itu resmi dibatalkan, karena tim medis fokus untuk menyelematkan Simoncelli, yang akhirnya meninggal pada pukul 16.56.
Foto Marco Simoncelli
Subscribe to:
Posts (Atom)