Thursday, October 27, 2011

Hati-hati Pemerkosaan Secara Halus Lewat Pacaran

   
          Istilah pacaran bagi remaja sekarang bukanlah hal yang tabu lagi. Berbeda dengan saat orang tua kita dahulu sebelum menikah. Sebagian besar orang tua kita menikah karena perjodohan dan mereka menerimanya dengan senang hati. Namun jaman makin berubah dan semakin tua. Istilah pendekatan bagi dua insan yang biasa kita sebut masa pacaran sudah menjadi sesuatu yang banyak dan umum terjadi. 

Sering juga kita lihat di mall, di jalan atau di tempat-tempat hiburan, muda-mudi yang tengah dimabuk asmara terang-terangan menunjukan kasih sayang mereka. Tanpa merasa risih, mereka dengan santainya berangkulan, berpelukan bahkan cium pipi di muka umum. Beberapa kali saya melihat pemandangan di depan mata saya, muda-mudi ini tanpa malu-malu berangkulan dan si perempuan dengan mesranya bergelayut mesra di bahu kekasihnya.

Berpacaran bila bertujuan saling mengenal kepribadian masing-masing, tentu hal itu sangat bermanfaat bagi masa depan mereka dalam menentukan pasangan hidup. Namun gaya berpacaran yang sering kita lihat masa kini nampaknya sudah seringkali “kebablasan”. Akibat terlalu bebas orangtua memberikan peluang kepada anak gadisnya untuk dibawa keluar rumah oleh kekasihnya hingga larut malam, maka terjadilah hal yang melanggar norma. Mereka yang masih belia, belum bisa mengontrol emosi dan gejolak muda bila hanya berdua berada di suatu tempat tertutup, bukan tidak mungkin perbuatan tidak senonoh lah yang akan terjadi.

Sekedar peringatan bagi anda kaum perempuan yang masih belia, sebuah pelajaran berharga yang patut diingat tentang pentingnya menjaga keperawanan ketika berpacaran. Belum lama ini peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi pada adik perempuan teman saya. Dia seorang gadis berusia 22 tahun. Usia yang cukup pantas untuk mulai mencari pendamping hidup. Sebut saja namanya Gea. Gea sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta dan memiliki seorang kekasih tampan. Gea merasa sudah sangat cocok dengan kekasihnya ini. Hubungan mereka baru terjalin 2 bulan. Hasrat menggebu di usia pacaran yang masih baru itu membuat kekasih Gea ingin selalu dekat dan bermesraan dengan Gea.

           Meskipun sudah 2 kali gagal dalam menjalin hubungan, nampaknya Gea termasuk gadis yang lugu dan malu-malu untuk urusan bermesraan dengan kekasihnya. Hal inilah yang membuat Rio, kekasih Gea merasa perlu untuk mengajari Gea bagaimana menyenangkan hati kekasihnya. Rio seringkali mengajak Gea ke tempat-tempat di mana banyak pasangan muda bermesraan. Seperti ke tempat wisata, ke gedung bioskop, dinner di tempat romantis. Keluguan Gea makin membuat Rio penasaran. Seperti penuturan Gea, ia selalu menolak bila Rio menciumnya atau membelainya dengan alasan belum saatnya Gea melakukan itu.

         Penolakan demi penolakan yang Gea lakukan sebenarnya adalah hal yang semestinya. Karena tidak semua perempuan belia yang mampu menepis rayuan gombal kekasihnya untuk diajak berbuat lebih dari sekedar peluk dan cium. Namun ini justru yang membuat Rio harus memutar otaknya mencari cara bagaimana agar ia bisa menyentuh tubuh Gea.

Dengan alasan menemui rekan kerjanya, Rio mengajak Gea ke sebuah Guess House di bilangan Pasar Minggu. Lagi-lagi karena keluguannya, Gea tidak menolak ajakan kekasihnya. Ketika mereka sampai di tempat itu, Rio mengajak Gea untuk menunggu rekannya di sebuah kamar. Tanpa sepengetahuan Gea, ternyata Rio mengunci pintu kamar tersebut. Gea yang tengah asik menikmati acara televisi tidak menyadari bahaya yang mengintainya. Rio yang merasa rencananya berhasil membawa Gea ke sebuah kamar, mulai melancarkan rayuan dan mulai menyentuh Gea. Seketika Gea tersadar bahwa mereka hanya berdua saja di kamar itu. Saat Rio meminta Gea untuk bermesraan dengannya, lagi-lagi Gea menepisnya dengan halus.

       Bisa dibayangkan peristiwa yang terjadi setelah acara belai-membelai, rayu-merayu dan cumbu-mencumbu. Gea seolah lupa diri dan hanyut dalam kemesraan yang dilancarkan kekasihnya. Tanpa sadar, pakaian Gea sudah tidak pada tempatnya lagi. Gea panik dan gusar. Ia marah dan sempat menampar Rio. Gea merasa malu dan buru-buru menutupi tubuhnya dengan bedcover yang ada di dekatnya. Rio berusaha menenangkan hati kekasihnya. Namun Gea tetap histeris ketika Rio semakin mendekati dirinya. Melihat Gea yang terus terisak dan memohon agar Rio tidak menyentuhnya, membuat Rio tercekat. Rio menyadari bahwa apa yang dilakukannya terhadap kekasihnya memang tidak pantas.

          Raut wajah kecewa nampak terlihat di wajah Rio ketika mendengar pecah tangisan Gea. Bersyukur akhirnya Rio mengurungkan niatnya untuk meneruskan aksinya untuk bisa berbuat lebih jauh dengan Gea. Selamatlah Gea dari ancaman akan terenggutnya kegadisannya. Setelah peristiwa itu, hubungan Gea dan Rio tak lagi bertahan. Ketika mengetahui bahwa Rio ternyata telah memiliki isteri dan seorang anak di Semarang, makin hancurlah hati Gea ketika itu. Tuhan masih melindungi Gea karena kesadaran Gea muncul seketika saat Rio berusaha untuk menggagahinya. Karena ternyata di balik itu semua, Rio memang bukanlah laki-laki yang tepat untuk dirinya. Bagaimana bila peristiwa naas itu benar-benar terjadi? Tentu nasib malang lah yang akan menjadi milik Gea selama hidupnya. Bagaimana bila akibat perbuatan Rio terjadi kehamilan, sedangkan Rio sendiri telah memiliki keluarga.

         Ketika dalam kondisi terjepit seperti Gea, pada umumnya perempuan hanya bisa pasrah dan akal sehatnya pun seakan tidak berdaya menepis hasrat yang bergelora. Namun justru saat itulah bahaya yang mengancam dirinya bila ia tak mampu menolak kekasihnya untuk segera menghentikan aksinya. Bila hasrat sudah di ubun-ubun, tak banyak orang yang mampu menahan rasa itu. Bisa kita tebak hal apakah yang kemudian terjadi setelah dua insan yang tengah kasmaran ini sudah pada kondisi “genting”.

         Tak banyak perempuan yang mampu menolak kekasihnya ketika diperlakukan mesra, lembut dan penuh cinta seperti yang dilakukan Rio terhadap Gea. Seharusnya ketika seorang perempuan tersentak kesadarannya bahwa kegadisannya akan terenggut, segeralah bertindak menolak kekasihnya untuk terus melanjutkan aksinya. Ingatlah bahwa kenikmatan sesaat itu akan melahirkan penderitaan dan dosa seumur hidup. Penyesalan selalu datang belakangan.

        Sebelum hal buruk menimpa seorang perempuan, berpikirlah 100 x ketika kekasih anda membujuk untuk membawa anda ke suatu tempat di mana perbuatan tidak pantas itu paling mungkin terjadi. Usahakan anda selalu minta kekasih anda membawa anda di tempat keramaian demi menjaga niat dan hasrat setan muncul secara tiba-tiba. Lebih baik mencegah sebelum kejadian buruk menimpa anda. Ketika anda terlambat menyadari akibat perbuatan nikmat sesaat tersebut, masa depan anda akan hancur. Orang tua mana yang takkan bersedih menerima kenyataan kesucian anak gadis kesayangannya telah terrenggut. Berpacaran lah dengan cara yang sehat, maka diri anda dan kekasih anda akan senantiasa terjaga dari hal-hal yang menjerumuskan.


 

No comments:

Post a Comment