Monday, September 17, 2012

Tempat Tidur Organik




Triton Si Tempat Tidur Organik
 Triton Si Tempat Tidur Organik


TEMPAT tidur nyaman adalah dambaan setelah letih beraktivitas seharian. Empuknya tekstur kasur membuat siapapun ingin berlama-lama menikmati waktu istirahat. Namun, meski nyaman, tidak semua tempat tidur menjanjikan akan kesehatan.  

Nah, penemuan yang dikutip dari New York Daily menyebutkan salah satu tempat tidur yang bukan hanya nyaman, tapi juga menyehatkan. Sebuah tempat tidur organik yang dikembangkan oleh Coco-Mat, sebuah butik tempat tidur di Yunani diklaim mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan manusia itu, kini dijual di New York City, seharga 34 ribu dolar AS atau sekitar Rp340 juta.

Tempat tidur yang disebut Triton ini, sama sekali tidak mengandung logam. Disebutkan bahwa tempat tidur empat lapis ini terbuat dari karet organik yang diekstraksi dari dasar pohon karet, rumput laut, bulu kuda, sabut kelapa, sutra, wol, katun dan serat kaktus.     

Masing-masing komponen dapat membantu kesehatan seseorang. Rumput Laut digunakan karena terbukti secara ilmiah tidak memicu asma, alergi, dan hormon tiroid. Sedangkan bulu kuda membantu penderita rematik agar bisa tidur lebih nyaman.       

Selain itu, manfaat yang tak kalah penting bagi kesehatan adalah kaktus yang dapat mengatur kelembapan. Lainnya, serat kelapa membantu ventilasi dan mempertahankan elastisitas selama lebih dari 20 tahun.  Tidak sampai di situ, tulang belakang bersandar di tempat tidur dalam posisi yang sama seperti ketika saat berdiri. Bukan hanya nyaman, namun juga sehat, bukan? (nydaily/*/OL-06)

Mengapa Memilih Restoran dengan Cahaya Redup





Mengapa Memilih Restoran dengan Cahaya Redup
 Alasan Memilih Restoran dengan Cahaya Redup
 ANDA sering diundang makan malam namun takut akan risiko kegemukan? Cobalah untuk memilih restoran dengan penerangan yang sedikit redup. Bukan tanpa alasan, pasalnya dalam sebuah studi menemukan bahwa lampu restoran bisa mempengaruhi seberapa banyak makanan yang Anda santap.

Menurut pemimpin dalam studi, Brian Wansink, Ph.D., seorang ahli makanan dan direktur Cornell Food and Brand Lab, penerangan yang redup bukan hanya mempengaruhi asupan kalori yang lebih sedikit, namun juga pengunjung akan lebih menikmati makanan yang mereka pesan. "Hasil ini menunjukkan bahwa lingkungan yang lebih santai meningkatkan kepuasan dan mengurangi konsumsi," ujar Wansink.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Reports, peneliti memodifikasi sebuah restoran. Salah satu ruang makan didesain dengan musik dan pencahayaan lembut sementara sebagian dengan pencahayaan yang terang. Para responden kemudian juga dibagi ke dalam dua kelompok.

Para peneliti menemukan bahwa kedua kelompok tersebut memesan jumlah makanan yang sama, tetapi orang-orang yang duduk di ruang makan yang telah dimodifikasi terbukti duduk dan makan lebih lama, sehingga pada akhirnya mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori. Ya, pengunjung diketahui lebih menikmati suasana nyaman, sehingga tidak fokus dengan menu yang mereka pesan.

â€Å“Ada implikasi yang jelas untuk restoran yang ingin membantu konsumen memperlambat dan menikmati makanan mereka. Namun ada juga implikasi bagi konsumen yang ingin makan lebih sedikit,â€
 pungkasnya. (Huffingtonpost/*/0L-06)

Pengaruh Pelecehan seksual dan Fisik pada Menstruasi





Pengaruh Pelecehan seksual dan Fisik pada Menstruasi

Pengaruh Pelecehan seksual dan Fisik pada Menstruasi


PERMULAAN menstruasi memang berbeda pada setiap perempuan. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan di Boston University of Medicine menemukan bahwa awal menstruasi pada anak perempuan bukan hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan hormon, namun juga peristiwa tidak menyenangkan selama masa kanak-kanak.  

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Adolescent Health, menyebutkan bahwa, anak perempuan yang mengalami pelecehan seksual selama masa anak-anak lebih mungkin 49 persen untuk mendapat menstruasi pertama kali sebelum umur mereka menginjak 11 tahun. Sedangkan anak yang mengalami kekerasan fisik, baik dari keluarga atau orang lain, kemungkinan sebanyak 50 persen baru memulai siklus menstruasi setelah menginjak usia 15 tahun.            

Perlu diketahui, menurut US National Institutes of Health, di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya, periode siklus menstruasi dimulai rata-rata sekitar usia anak menginjak usia 12,5 tahun.            

Para peneliti mencatat bahwa anak perempuan yang menstruasi dini mungkin menghadapi risiko lebih besar untuk beberapa masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, disfungsi metabolik, kanker dan depresi. Sementara itu, anak perempuan yang menstruasi terlambat mungkin lebih cenderung memiliki depresi dan kepadatan tulang yang rendah.          

â€Å“Ada kebutuhan untuk penelitian masa depan dalam mengeksplorasi karakteristik mengenai pelecehan pada anak yang dapat mempengaruhi hasil kesehatan, termasuk waktu datangnya siklus menstruasi pertama,â€
 ujar Boynton Jarret. (HealthDay/*/OL-06)

Uban Pertanda Tubuh Sehat dan Panjang Umur



 
Uban Pertanda Tubuh Sehat dan Panjang Umur

 Uban Pertanda Tubuh Sehat dan Panjang Umur


Penulis : Prita Daneswari
 
HENTIKANLAH keluhan tentang adanya uban di antara rambut Anda. Uban bukanlah pertanda bahwa Anda telah mulai menua, jutru sebaliknya, menurut sebuah studi, uban merupakan pertanda bahwa seseorang memiliki tubuh yang sehat.

Beberapa ilmuwan asal Spanyol, yang mempelajari babi hutan, menemukan bahwa memiliki rambut abu-abu dan tampilan agak beruban sebenarnya bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki hidup yang panjang dan sehat. Para ilmuwan tersebut mengatakan uban yang disebabkan tidak adanya melanin menunjukkan kondisi kesehatan yang baik pada babi hutan.

"Seperti rambut manusia, babi hutan juga memiliki rambut beruban di seluruh tubuh mereka," kata mereka. "Tapi kami menemukan bahwa babi yang memiliki rambut beruban memiliki tubuh dalam kondisi prima dan dengan tingkat terendah dari kerusakan oksidatif," katanya. Sementara itu, adanya rambut merah pada babi hutan merupakan pertanda bahwa ia lebih rentan terhadap penyakit, menurut pengamatan yang ditemukan dalam populasi babi hutan.

Menurut laporan penelitian yang juga diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal Physiological and Biochemical Zoology, babi hutan liar dengan bulu merah memiliki lebih banyak kerusakan sel daripada babi hutan biasa. Mereka mengatakan produksi pigmen merah akan menggunakan antioksidan yang bisa menghancurkan radikal bebas yang merusak sel. Sedangkan, pada manusia, penelitian telah menemukan bahwa rambut merah dan pigmen merah, ormelanins, terkait dengan tingkat risiko kanker yang lebih tinggi.

"Mengingat bahwa semua vertebrata, termasuk manusia, memiliki melanin di kulit, berupa rambut dan bulu, hasil ini menambah pengetahuan kita saat ini tentang konsekuensi fisiologis pigmentasi," kata pemimpin peneliti Ismael Galvan.(Times of India/Pri/OL-06)