Mengapa
Memilih Restoran dengan Cahaya Redup
ANDA sering diundang makan malam namun
takut akan risiko kegemukan? Cobalah untuk memilih restoran dengan penerangan
yang sedikit redup. Bukan tanpa alasan, pasalnya dalam sebuah studi menemukan
bahwa lampu restoran bisa mempengaruhi seberapa banyak makanan yang Anda
santap.
Menurut pemimpin dalam studi, Brian Wansink, Ph.D., seorang ahli makanan dan direktur Cornell Food and Brand Lab, penerangan yang redup bukan hanya mempengaruhi asupan kalori yang lebih sedikit, namun juga pengunjung akan lebih menikmati makanan yang mereka pesan. "Hasil ini menunjukkan bahwa lingkungan yang lebih santai meningkatkan kepuasan dan mengurangi konsumsi," ujar Wansink.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Reports, peneliti memodifikasi sebuah restoran. Salah satu ruang makan didesain dengan musik dan pencahayaan lembut sementara sebagian dengan pencahayaan yang terang. Para responden kemudian juga dibagi ke dalam dua kelompok.
Para peneliti menemukan bahwa kedua kelompok tersebut memesan jumlah makanan yang sama, tetapi orang-orang yang duduk di ruang makan yang telah dimodifikasi terbukti duduk dan makan lebih lama, sehingga pada akhirnya mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori. Ya, pengunjung diketahui lebih menikmati suasana nyaman, sehingga tidak fokus dengan menu yang mereka pesan.
“Ada implikasi yang jelas untuk restoran yang ingin membantu konsumen memperlambat dan menikmati makanan mereka. Namun ada juga implikasi bagi konsumen yang ingin makan lebih sedikit,†pungkasnya. (Huffingtonpost/*/0L-06)
Menurut pemimpin dalam studi, Brian Wansink, Ph.D., seorang ahli makanan dan direktur Cornell Food and Brand Lab, penerangan yang redup bukan hanya mempengaruhi asupan kalori yang lebih sedikit, namun juga pengunjung akan lebih menikmati makanan yang mereka pesan. "Hasil ini menunjukkan bahwa lingkungan yang lebih santai meningkatkan kepuasan dan mengurangi konsumsi," ujar Wansink.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Reports, peneliti memodifikasi sebuah restoran. Salah satu ruang makan didesain dengan musik dan pencahayaan lembut sementara sebagian dengan pencahayaan yang terang. Para responden kemudian juga dibagi ke dalam dua kelompok.
Para peneliti menemukan bahwa kedua kelompok tersebut memesan jumlah makanan yang sama, tetapi orang-orang yang duduk di ruang makan yang telah dimodifikasi terbukti duduk dan makan lebih lama, sehingga pada akhirnya mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori. Ya, pengunjung diketahui lebih menikmati suasana nyaman, sehingga tidak fokus dengan menu yang mereka pesan.
“Ada implikasi yang jelas untuk restoran yang ingin membantu konsumen memperlambat dan menikmati makanan mereka. Namun ada juga implikasi bagi konsumen yang ingin makan lebih sedikit,†pungkasnya. (Huffingtonpost/*/0L-06)
No comments:
Post a Comment