Saturday, December 17, 2011

Teori Sastra Jawa (Makalah)


Kasusastraan = Tulisan sing endah / karangan sing endah sak jero-jerone
ð  Sastra mempunyai :
1.    Merupakan salah satu saran yang ampuh untuk memanusiakan sendiri pada diri kita
2.    Sastra bisa memperkuat kepercayaan diri dan rasa identitas sebagai bangsa
3.    Sastra merupakan pembina manusia ke arah multidimensi kehidupan
4.    Sastra sebagai alat komunikasi bahasa suatu lambang bunyi yang dipergunakan oleh sekelompok anggota masyarakat

ð  Pentingnya sastra terhadap guru :
1.    Cara ampuh untuk memanusiakan diri
2.    Memperkaya wawasan entang kehidupan
3.    Merangsang kreativitas untuk merangsang diri
4.    Dapat menumbuhkan  percaya diri

ð  Ciri-ciri pengajar / pujangga yang baik :
1.    Menyenangi sastra
2.    Menguasai sastra
3.    Memahami hakekat dan pengajar sastra
4.    Menguasai metode dan pengajaran sastra
5.    Mempunyai kemampuan mengapresiasi sastra
6.    Pengulangan kalimat dalam sebuah kata (purwakanthi lumaksita)
7.    Pengulangan konsonan (purwakanthi sastra)
8.    Pengulangan vokal (purwakanthi swara)

ð  Sastra bersifat atau mempunyi ciri-ciri:
1.     Konotatif             => berdasarkan perenungan dan imajinasi pengarang
                             (pengalaman jiwa seseorang)                              
2.    Ekspresif             => mampu menimbulkan kesan yang kuat
3.    Bersifat sugestif => mampu mempengaruhi pembaca dengan perasaan-
                             perasaan tertentu                                                                                                                                                            
4.    Bersifat asosiatif            => mampu menimbulkan pemikiran ke arah pemikiran-
                                 pemikiran lain

ð  Sastra Jawa ada 3, yaitu :
a)    Sastra Jawa kuno / gedhe       : Bharatayudha
b)    Sastra Jawa tengahan              : Kidung
c)    Sastra Jawa Baru                      : 1.  tembang gedhe
   2.  tembang tengahan
   3.  tembang cilik

·         Ciri-ciri tembang gedhe :
1.    Setiap satu bait / padha terdiri 4 gatra / padha pala / padha lingsa
* Gatra = larik / baris
2.    Dua gatra atau dua padha pala disebut satu padha dirga
3.    Empat padha kala / gatra disebut dua padha dirga atau sapadha swara atau satu padha 1 swara
4.    Tiap-tiap padha kala/gatra jumlah suku katanya adalah sama

·         Ciri-ciri tembang tengahan
1)    Banyaknya gata tiap bait ditentukan jumlahnya
2)    Banyaknya suku kata tiap gatra sudah ditentukan dan biasanya disebut dengan guru wilangan
3)    Suara disetiap akhir gatra disebut guru lagu
*contoh nama tembang tengahan
-    Balabak
-    Wirangrong
-    Juru demung
-    Megatruh
-    Gambuh
-    Pangajabsih
-    Paluga
-    Kenya kediri
-    Sari mulat
-    Rara bentrok dan lain sebagainya

·         Tembang macapat adalah tembang jawa tradisional yang terklenal. Kata macapat berasal dari ma + cepet. Berdasarkan membaca, macapat secara cepat
Macapat        = maca papat-papat
 → berdasarkan 4 suku kata, diputus 4 suku kata permulaan, lalu dilanjutkan sisanya
Macapat        = maca cepet-cepet
→ membaca dengan setengah dihafalkan kadang klala hanya ingat dan kadang kala lupa
Macapat        = maca papat, tangga desa kanggo bengi tembung macapat                 
                           sudah menjadi suatu bagian hidup masyarakat Jawa
            contoh : 1. Mijil                         6. Maskumambang         11. Pangkur
2. Gambuh                            7. Durma
3. Megatruh              8. Sinom
4. Pocung                 9. Kinanthi
5. Dhandang gula              10. Asmarandana
Ciri-ciri :
1.    Guru gatra
→ jumlah larik / baris dalam satu padha
2.    Guru wilangan
→ cacahing wandha / suku kata setiap satu gatra
3.    Guru lagu
→ tibaning suara pada akhir baris ing pungkasane gatra

ð  Watak tembang macapat
Mijil                             → keluar (lahirnya seorang anak)
Maskumambang      → nelangsa (weku isih bocah)
Sinom                                    →luwes (wektu isih muda)
Durma                        → mudah marah, sereng
Asmarandhana        → (ketika masa muda menggambarkan perasaan cinta
                                     kepada lawan jenis)                                   
Kinanthi                     → tresna asih (penuh kasih sayang)
Dhandanggula         → usia telah dewasa, ngresepake, luwes menyenangkan
Gambuh                    → gambarake kedewasaan jiwa, watak erat (rumaket)
Pangkur                     → waktu usia sudah tua, sudah menjauhi keduniawian,
                                     watak prawira / satria                         
Megatruh                   → gambarake layon pocung

ð  Purwakanthi / Persajakan / Rima
Pengulangan bunyi yang berselang baik didalam larik maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan
Fungsi purwakanthi :
·         Menyenangkan Indra pendengaran
·         Ikut membangun bait
·         Memudahkan menghafalkan sajak
·         Ikut membina bentukan sajak

ð  Purwakanthi sastra dalam bahasa Indonesia sering disebut Aliterasi (pengulangan bunyi) pada konsonan.
-    Purwakanthi Swara dalam bahasa Indonesia
-       Purwakanthi basa / lumaksita (pengulangan kata atau pengulangan kata utuh)

ð  3 cabang ilmu sastra
-       Sejarah sastra adalah yang membicarakan teori sastra dari lahir sampai mati
-       Kritik sastra adalah ilmu untuk menghakimi karya sastra untuk memberi penilaian dan keputusan bermutu atau tidak bermutu. Suatu karya sastra yang sedang dihadapi kritikus
-       Teori sastra
Bidang studi sastra memusatkan hudungan pada prinsip-prinsip kriteria, asas-asas sastra, pengertian study sastra, pendekatan instrinsik, ekstrinsik.
ð  Tugas-tugas pertama seorang kritikus
·         Harus paham karya sastra
Kritikus yang berjiwa besar itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-       Berhati-hati dalam berfikir dan harus berwawasan luas/fleksibel
-       Tajam penglihatannya
-       Cepat menjawab atau menanggapi kepada semua kesan
-       Kuat atau cakap mdalam menangkap ekstensi
-       Harus selalu dapat melihat perihal seperti apa adanya
-       Tidak menyelewengkan lewat kabut-kabut keganjilan, keadaan pribadi dan prasangka-prasangka.

No comments:

Post a Comment