Friday, March 16, 2012

11 KIAT MENUNDUKKAN HATI

 

Ungkapan apa yang datang dari hati akan sampai ke hati, barangkali sudah begitu sering terdengar di telinga, namun untuk menerapkannya nampaknya sebagian orang merasa kesulitan. berapa banyak ucapan, arahan, dan anjuran kebaikan yang kita sampaikan kepada seseorang, namun masih saja belum berhasil mengarahkannya kepada kebaikan yang kita maksudkan. berputus asa dari anjuran kebaikan tentulah tidak boleh, namun alangkah bijaknya andaikan kita mau mengintropeksi diri, melihat ke dalam diri. bisa jadi ada yang salah dalam materi, atau mungkin ada yang kurang benar dalam teknis penyampaian materi, karena bisa jadi teknis penyampaian lebih penting daripada materi yang kita sampaikan.            
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikgocXew4y4zyRbNUAB81WAj6tpXwvejVykG-6njgdD-4r6BVoFgDbBfEus3ubMKkGuyGVxDV5jlK2msb_E59oH9giKFM9EyI128KD7mbZlhZqK7AMHpENw3xhBc3tFMFQ9nb9TgKyxGyw/s1600/kasih_sayang_ibu.jpg
1.                   Berilah Tauladan
Sebuah tindakan nyata lebih berarti dibanding ribuan rangkaian kata. Agar hati pendengar anda mau tergerak untuk menggerakkan organ tubuhnya mengikuti apa yang anda maksudkan, maka berilah mereka tauladan/contoh terlebih dahulu. Sikap tauladan ini harus didasari dengan kesunggguhan  dan kejujuran bukan kepura-puraan. Harus dilaksanakan dengan iman yang mantap, pemahaman yang luas dan toleransi dalam hal yang tidak prinsip.
Contoh ; seseorang yang telah melaksanakan sholat tepat waktu dengan berjama’ah kemudian memerintahkannya kepada orang lain untuk melaksanakannya. Termasuk disini memberi tauladan perkara-perkara kecil, seperti : ucapan-ucapan yang baik dan lembut, disiplin waktu tidur, mandi, dll di depan anak-anak, ini akan memudahkan Anda mengatur anak-anak Anda yang masih kecil.
2.                   Bertahap
Sebuah perubahan akan lebih mantab terjadi jika hal itu melalui proses yang bertahap, bukan suatu pemaksaan yang bersifat instant atau mendadak. Proses yang bertahap membuat seseorang lebih mantap meyakini apa yang ia lakukan bukan melakukan sekedar karena malu dan penuh kepura-puraan.
Segala sesuatu dihasilkan dari sebuah proses yang memakan waktu, selangkah demi selangkah. Penciptaan alam semesta pun melalui beberapa proses tahapan. Demikian juga perubahab yang dilakukan Rasulullah SAW dari kejahiliyahan masyarat Quraisy menuju cahaya Islam. Sebagai contoh bisa dilihat sejarah proses pelarangan khamr pada jaman nabi.
3.                   Lupakan Keburukannya
Kebanyakan manusia tidak ada yang suka untuk diperolok, dipersalahkan, dijelek-jelekkan atau diihujat, meski ia mengakui memang telah melakukan sebuah kesalahan. Berbuat salah merupakan satu perkara yang lazim bagi setiap manusia. Maka mengungkit-ungkit kesalahan seseorang hanyalah merupakan kesalahan yang lebih besar, tidak produktif, memancing permusuhan. Ia menjelma seolah-olah menjadi tembok tebal yang akan menghalangi Anda untuk berkomunikasi. Maka melupakan keburukan seseorang merupakan kunci keberhasilan untuk menundukkan hati orang lain.
Bahkan Rasulullah SAW bersabda, “Jangan ada seseorang yang menyampaikan kepadaku tentang sahabatku yang lain, karena saya lebih suka keluar bertemu kalian dengan dada yang bersih.”(Hr. Abu Daud & Tirmidzi) maksudnya selamat dari mengetahui keburukan-keburukan sahabat lain, yang dengan demikian akan memudahkan komunikasi.
4.                   Lemah Lembut
Lemah lembut dalam sikap. Karena tanpa lemah lembut, manusia akan lari dariAnda, lalu bagaimana Anda akan menundukkannya? Allah SWT berfirman,”Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (Ali Imran : 159). Selain berlemah lembut dalam sikap, juga harus ditunjukkan sikap lemah lembut dalam berkata-kata, karena kata dan ucapan yang lemah lembut, baik lagi tepat, merupakan pintu masuk ke hati pendengar. Beberapa perkara yang harus diperhatikan dalam berbicara adalah :
a.            Bahasa tubuh
Para ahli komunikasi menyatakan bahwa bahasa tubuh menempati porsi tertinggi dalam keberhasilan berkomunikasi, yakni mencapai 90 %. Yang dimaksud bahasa tubuh antara lain kontak mata. Tataplah lawan bicara dengan pandangan yang penuh kasih saying, sehingga ia merasa benar-benar diperhatikan, dan merasa nyaman dengan Anda.

b.           Intonasi
Intonasi (nada bicara) menempati posisi kedua dan mencapai 7 % dalam keberhasilan berkomunikasi dengan lawan bicara. Intonasi harus jelas dan tidak terbata-bata agar lawan bicara dapat dengan mudah menangkap isi pembicaraan.

c.            Isi pembicaraan
Pengaruh isi pembicaraan menempati posisi ketiga, yaitu 3 %. Meski demikian, isi pembicaraan haruslah menarik perhatian lawan bicara sehingga konsentrasi lawan bicara tetap terpusat pada jalannya pembicaraan. Hendaknya kata-kata yang keluar dari mulut dalam suatu pembicaraan merupakan kata-kata yang penuh dengan keindahan dan kebaikan, karena kata-kata membawa kebahagiaan.
Yang juga perlu di perhatikan adalah, bahwa ketika seseorang berbicara dengan orang lain maka sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan makhluk yang mendahulukan perasaan dan hati sebelum akalnya.

5.                   Panggilan Terbaik
Memanggil seseorang dengan panggilan yang baik dan disukai pemiliknya, akan membuat hati lawan bicara tersentuh disbanding panggilan yang menyakitkan atau gelar yang buruk. Hal ini juga telah diperintahkan Allah SWT dalam Qs. Al Hujurat : 11 “dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman.” Panggilan yang buruk bermaksud panggilan/gelar yang tidak disukai oleh yang dipanggil, seperti panggilan ‘hai Fasik, atau hai Munafik’ yang ditujukan kepada orang yang beriman.
Rasulullah SAW selalu memanggil seseorang dengan panggilan yang baik dan disukai pemiliknya, bahkan suatu ketika seseorang yang masih kecil pun dipanggil oleh Rasul SAW dengan panggilan, wahai abu Umair,..”

 

6.                   Tersenyum
Senyummu di depan wajah saudaramu adalah sedekah, demikian sabda Rasulullah SAW. Senyuman yang tulus, datang dari hati, tidak dibuat-buat adalah ibarat bunga yang mekar, harum baunya, indah dipandang, menjadikan seseorang terlena dan simpati karenanya. Senyuman adalah gambaran isi hati yang menggerakkan perasaan dan memancar di wajah bagaikan cahaya, seakan mengajak berbicara dan memanggil-manggil, maka orang yang mendegar dan menatap senyum pun akan terpikat.
Rasulullah SAW juga telah bersabda, “Kamu tidak akan dapat membahagiakan orang lain dengan hartamu, tetapi yang dapat membahagiakan mereka adalah wajah ceria dan akhlak yang terpuji.
7.                   Penampilan yang Baik
Penampilan adalah penampakan nyata yang bisa langsung ditangkap oleh mata. Ia merupakan “juru bicara” paling jujur bagi seseorang. Menggambarkan kesan pertama di benak orang lain yang bertemu dengannya. Hal ini sangat mempengaruhi cara pandang orang lain terhadap seseorang, dan berakibat pada perilaku mereka terhadapnya. Penampilan haruslah dijaga, tidak berlebih-lebihan namun juga tidak semaunya, karena jiwa manusia cenderung dan tertarik dengan penampilan yang baik dan indah.

8.                   Salam & Jabat Tangan
Mengucap salam ketika berjumpa dan berjabat tangan diperintahkan oleh Rasulullah SAW, yang berarti melaksanakannya adalah dibalas dengan kebaikan dan pahala. Menyebarkannya adalah bentuk menghidupkan sunnah Rasul. Ia juga menunjukkan ketawadhu’an seorang muslim, menunjukkan kecintaan kepada saudaranya yang lain. Salam menggambarkan akan kebersihan hati dari dengki, dendam, kebencian, kesombongan, dan rasa memandang rendah/meremehkan orang lain. Salam merupakan hak kaum muslimin antara satu dengan lainnya, dengannya dicapai rasa saling mengenal, pertautan hati dan bertambahnya rasa kasih saying serta kecintaan.
Jabat tangan merupakan pelengkap salam. Jikalau ucapan salam merupakan aktifitas lidah, maka jabat tangan merupakan aktifitas fisik dimana tangan kita bersentuhan dengan tangan saudara kita. Darinya muncul ketenangan, rasa cinta, kasih saying, perhatian, kehangatan, saling memaafkan, dan dapat meleburkan rasa iri, dengki, kesal, dingin, sungkan, atau perasaaan-perasaan yang tidak baik di hati. Ia juga merupakan senjata ukhuwah yang ampuh.
Keduanya merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, juga merupakan pintu masuk tahap pertama untuk memasuki hati lawan bicara. Jika tahapan pertama berjalan dengan baik dan sukses maka langkah berikutnya akan lebih mudah.

9.                   Pendengar yang Baik
Seringkali orang ingin merubah orang lain lebih banyak berbicara disbanding mendengarkan, padahal tidak semua situasi mengharuskan seseorang harus banyak bicara. Orang-orang yang bermasalah cenderung ingin lebih didengarkan, mereka sudah bosan diceramahi dan sesekali ingin mengungkapkan isi hatinya (cur-hat) terlebih dahulu. Disinilah perlunya kita lebih banyak mendengarkan untuk mencarikan solusi yang terbaik. Terkadang ada orang yang cukup didengarkan ceritanya saja sudah cukup untuk meringankan beban mereka.

10.               Memberi Hadiah
Kebiasaan memberi hadiah ternyata bisa “mencuri” hati orang lain, tentunya harus dengan ikhlas dan bukan karena ingin mencari perhatian atau punya kepentingan tertentu. Meskipun hadiah itu kecil dan nampak remeh tapi hal itu menunjukkan perhatian kita pada penerima dan menggembirakannya. Dan hal itu akan memunculkan rasa kasih saying sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

11.               Memberi Bantuan
Membantu & meringankan beban orang lain yang sedang dalam kesulitan, sekecil apapun, selama dilakukan dengan penuh ketulusan, insyaAllah akan memberikan kesan yang baik dalam hubungan antar manusia. Siapa pun orangnya, kecuali mereka yang sombong, akan senang jika ada orang yang mau membantunya, sehingga lain waktu dia akan lebih siap mendengarkan jika orang itu berbicara kepadanya.
Demikian dan segala puji hanya bagi Allah, Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW.

No comments:

Post a Comment