Nitrat dalam Makanan
Pernahkah
teman-teman menghindari makanan yang mengandung nitrat? Seringkali kita ragu
membeli beberapa produk makanan yang mengandung nitrat. Produk-produk olahan
yang mengandung nitrat, seringkali kita jumpai pada produk-produk daging
olahan, seperti bakso, sosis, daging asap, makanan kaleng, dll. Anak-anak
seringkali menyukai produk-produk olahan tersebut, sehingga kita ragu-ragu
memutuskan apakah kita boleh mengkonsumsi produk-produk tersebut?
Percayakah
teman-teman, ternyata nitrat yang kita hindari, tanpa sadar kita konsumsi
hampir setiap hari. Mengejutkan sekali bukan? Nitrat yang kita hindari ini,
ternyata 90% kita peroleh dari sayuran hijau, antara lain, bayam, seledri, kol,
brokoli, dll. Dan hanya 10% kita peroleh dari produk-produk daging olahan.
(itupun jika kita makan salah satu produk2x olahan tsb).
Apakah benar,
nitrat tidak baik untuk kesehatan? Kalau dikonsumsi sekaligus dalam jumlah yang
banyak (30-35gram), memang nitrat ini berbahaya untuk kesehatan. Yah seperti
obat…bisa menjadi racun dalam jumlah banyak, tapi menjadi obat dalam jumlah
sedikit. Dan selama ini, belum terbukti bahwa nitrat dapat mengakibatkan
kanker.
Pernah
mendengar Nitrosamine? Yang menurut kabar berita dapat mengakibatkan kanker
yang banyak terdapat pada produk daging panggang, seperti sate, steak, dll.
Nitrosamine ini, merupakan perubahan dari nitrat dalam makanan yang dapat
terjadi jika terdapat pembakaran diatas suhu 200 derajat Celcius. Dan si
Nitrosamine ini dapat diredam dengan cara memberikan Ascorbic Acid (Vit.C)
dalam makanan yang mengandung nitrat. Yang lebih mengejutkan, ternyata si
nitrosamine ini terdapat 17 kali lebih banyak pada asap rokok dan produk2x
karet, antara lain balon tiup, kondom, dll.
Apakah aman
mengonsumsi makanan yang mengandung Nitrat? Bahan tambahan makanan ini,
merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang diwajibkan pada produk-produk
pengolahan daging standard Eropa dan Amerika. Nitrat sendiri sudah dipergunakan
sejak manusia belum bisa membaca dan menulis untuk proses pengawetan daging,
baik di China, Yunani, dll. Pada saat itu belum ditemukan mesin pendingin, jadi
pengawetan daging merupakan hal yang paling umum untuk menyimpan daging dalam
waktu yang lama. Zaman itu, belum ada standarisasi penggunaan nitrat, dan semua
orang mengonsumsi daging yang telah diawetkan sebagai salah satu sumber protein
yang paling banyak.
Pada tahun
1970-an, terjadi pro kontra dengan adanya pendapat dari beberapa ilmuwan, yang
menyatakan bahwa nitrat dapat membahayakan kesehatan, yang akhirnya tidak dapat
dibuktikan tetapi pendapat ini sudah menjadi pendapat umum yang sulit diubah.
FDA Internasional, akhirnya menetapkan standarisasi untuk penggunakan nitrat
ini agar pemakaiannya tidak berlebihan.
Nitrat tetap
harus digunakan untuk produk-produk pengolahan daging, dengan tujuan menghambat
pertumbuhan bakteri botulinum yang dapat mengakibatkan keracunan makanan,
bahkan kematian. Selain itu, nitrat membantu warna daging menjadi lebih merah.
Dengan jumlah sedikit, nitrat dapat membantu menyelamatkan ribuan bahkan jutaan
manusia dari keracunan makanan. Kadar nitrat yang sangat sedikit di dalam
produk-produk olahan ini, sangat aman untuk dikonsumsi dan jauh lebih sedikit
daripada yang kita konsumsi melalui sayuran hijau.
Jadi aman
dunk, kalau kita sering-sering makan produk-produk olahan tersebut? Jika
produsen daging olahan tersebut memperhatikan dan mematuhi aturan standard
International, kandungan nitrat yang berada dalam makanan sudah pasti aman
untuk dikonsumsi. Kadangkala ada produsen nakal, yang memberikan nitrat
melebihi aturan agar hasil produknya berwarna lebih merah cemerlang. Kita tetap
harus waspada terhadap kandungan lemak dari produk-produk tersebut. Seringkali
kita terlalu waspada di satu sisi, kita melupakan banyak faktor lain yang
berpengaruh terhadap kesehatan kita.
Di Indonesia
sendiri, penggunaan nitrat sebenarnya digunakan dalam pengolahan ikan asin,
telur asin, terasi yang dikenal sebagai sendawa dan dijual bebas. Padahal si
sendawa ini, tidak tertulis jelas kandungan nitratnya dan aturan pakai. Di luar
kewaspadaan kita, ternyata sumber nitrat pada makanan bukan hanya dari sosis
dan daging asap, tetapi paling banyak diperoleh dari sayuran hijau, ikan asin,
telur asin, terasi, dll.
Jangan lupa,
kita harus memperhatikan kandungan lemak dan gula dalam suatu produk. Hal ini
justru harus lebih diwaspadai, karena hampir semua produk makanan (kue-kue,
biskuit, minuman, dll) mengandung lemak dan gula. Hati-hati dengan lemak dan
gula yang berlebihan, karena hal ini lebih membahayakan pada kesehatan kita
semua. Juga harus diperhatikan jenis-jenis lemak dan gula yang dipergunakan.
Jangan mudah terpancing dengan iklan suatu produk yang mengatasnamakan pemanis
sehat atau lemak sehat, karena ada hal lain yang tidak kita ketahui
dibelakangnya
Kutipan dari berbagai sumber
isnurwahyudi
isnur_wahyudi@yahoo.co.id
Dikirim pada tanggal 2011/12/24 pukul 3:31 am
bagaimana ya cara menghilangkan kandungan nitrit dlm makanan? tks
No comments:
Post a Comment