Friday, May 25, 2012

PERHATIKANLAH TETANGGAMU

PERHATIKANLAH

TETANGGAMU



Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda,”Berulang kali Jibril berpesan kepadaku supaya aku berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira bahwa ia (tetangga) akan diberi hak waris.”
 
Hadits tersebut dinarasikan oleh Aisyah dan Ibnu Umar. Hadits yang dicatat oleh imam Bukhori dan Muslim dalam kitabnya ini, terkandung di dalamnya petuah dari Rasulullah SAW agar kita senantiasa memperhatikan tetangga kita.

 


Disini ada sebuah kisah yang cukup menarik, dan semoga bisa sebagai pembelajaran para pembaca. 

SAAT itu tepatnya jam 9 kurang 25 MENIT, suster jaga mengatakan kalau anakku dalam kondisi kritis dan kemungkinan tak tertolong. Akhirnya 10 menit berikutnya anakku yang dirwat intensif selama 2 hari harus meninggalkan kami. Itulah saat paling tak terlupakan dalam hidupku.

Karena berbagai alasan, akhirnya aku membawa jenazah anakku pulang ke rumah orang tuaku. Aku bertekad memberikan pelayanan terbaik bagi dia di saat-saat terakhir tersebut. Aku tidak mau pakai ambulans, aku ingin membawa anakku dengan mobilku sendiri. Aku kendarai sendiri, walau mertuaku bersikeras melarangnya mengingat kondisiku yang lemah.

Aku berusaha tegar selama dalam perjalanan. Tapi ketegaranku runtuh saat aku turun dari mobil disambut banyak pelayat. Saat itulah aku pertama kali menitikkan air mata dihadapan banyak orang.

Aku terharu dengan apa yang aku lihat. Banyak sekali pelayat dari desa tetangga, tempat keluarga ayahku dulu tinggal. Aku tidak menyangka mereka begitu punya perhatian besar pada kami. Mereka rela datang walau tempatnya agak jauh. Mereka rela menyisihkan waktunya demi memberi support kepada keluarga kami. Semua bergotong royong membantu proses pemakaman anak pertamaku tersebut hingga selesai.

 http://ayunaja.blogdetik.com/files/2009/03/mati.jpg


Para pelayat dari desa seberang itu menaruh perhatian pada keluarga ayahku karena saat tinggal disana ayahku adalah orang yang aktif di setiap kegiatan masyarakat. Ayahku adalah tipe orang suka menolong dan selalu menjaga hubungan baik dengan para tetangga.

Bahkan hubungan dengan beberapa tetangga banyak yang seperti saudara dengan ayahku. Aku yakin, karena alasan inilah puluhan orang-orang tersebut rela datang ke tempat ayahku demi membantu pemakaman anakku.

 

Kisah ini terjadi sekitar tahun 2002, saat anak pertamaku baru lahir. Dia hanya bertahan hidup selama 2 hari karena suatu hal. Kisah ini pula yang menyadarkan saya betapa pentingnya kita membina hubungan baik dengan para tetangga.

Dalam kehidupan bermasya rakat di kota, kejadian di atas hampir-hampir teramat sulit kita jumpai. Jangankan tetangga desa seberang, tetangga yang berjarak dua-tiga rumah dari kita terkadang kita tidak lagi mengenalnya.

Kisah di atas mengingatkan  kita, bahwa tetangga adalah orang terdekat yang kita miliki bahkan melebihi kedekatan keluarga kita. Bagaimana tidak, merekalah yang pertama kali tahu ketika kita tertimpa musibah. Mereka juga yang paling dekat jaraknya dengan kita. Mereka juga yang selalu berada di sekeliling kita.

Oleh karena itu tidaklah salah kalau Rasulullah SAW memperhatikan betul tentang masalah tetangga ini. Mulai dari masalah yang kecil seperti disebutkan dalam hadits yang lainnya. Rasulullah SAW menyampaikan kepada Sahabat Abu Dzar. 

“Hai Abu Dzar, kalau engkau memasak kuah maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetangga-tetanggamu.” (HR. Muslim)

Hingga  ke permasalahan yang besar seperti disebutkan dalam sabda beliau yang lain,

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berbuat baik (ihsan) kepada tetangganya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia menghormati tamunya dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir  maka hendaklah ia berkata-kata baik atau diamlah.” (HR. Muslim)

“Rasulullah SAW bersabda,”Berulang kali Jibril berpesan kepadaku supaya aku berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira bahwa ia (tetangga) akan diberi hak waris.” (HR. Bukhori dan Muslim)

 

Mengapa Rasulullah SAW begitu memperhatikan tetangga? Karena tetangga adalah orang yang datang tanpa disuruh ketika kita tertimpa musibah. Tetangga adalah orang yang pertama kali kita mintai tolong jika kita butuh bantuan, karena merekalah yang terdekat dengan kita. Lalu, apakah kita masih enggan untuk menyapa orang yang berumah disebelah rumah kita? Apa kita masih enggan untuk beramah tamah dengan mereka? Perhatikanlah tetanggamu, karena mereka adalah orang yang terdekat denganmu.


No comments:

Post a Comment