Wednesday, January 11, 2012

Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia


Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia
  1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ( Ki Hajar Dewantara) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Pada mulanya, beliau adalah seseorang yang gemar menulis dengan menggunakan bahasa Belanda yang halus dan mengandung sindiran terhadap pemerintah Belanda. Sindirannya yang dianggap paling tajam oleh pemerintah Belanda adalah “Alks ik een Nederlander was”(andai saja saya orang Belanda). Karena tulisannya ini, maka beliau dibuang ke negeri Belanda, dan setelah masa pengasingannya berakhir, ia kembali ke indonesia dan mengabdi pada dunia pendidikan.
Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya, taman siswa memiliki asas-asas :
  1. Asas merdeka utuk mengatur dirinya sendiri.
  2. Baik Asas kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan Indonesia sendiri.
  3. Asas kerakyatan, pendidikan, dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
  4. Asas kekuatan sendiri (berdikari); taman siswa menolak bantuan yang mungkin dapat mengikatnya baik secara lahir maupun batin.
  5. Asas berhamba kepada anak; para pendidik dalam mendidik anak hendaknya dengan sepenuh hati, tulus, ikhlas dengan tidak terikat pada siapa pun dan oleh apa pun juga
Dua tahun setelah indonesia merdeka disusun dasar-dasar taman siswa yang dikenal dengan panca darma, yaitu :
Kemanusiaan
Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk tuhan.
Kodrat hidup
Kodrat hidup sangat dibutuhkan untuk memelihara dan memajukan hidup, hingga manusia dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir batin.
Kebangsaan
Tidak boleh bersifat chauvinisme dan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara.
Kemerdekaan kebebasan.
Ki Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, yaitu ;
-          Ing ngarso sung tulodo
-          Ing madyo mangun karso
-          Tut wuri handayani
Bangsa Indonesia sangat menghargai jasa Ki Hajar Dewantara, sehingga mulai tahun 1961 hari lahir dijadikan hari pendidikan nasional.
Ruang pendidikan INS di Kayutanam
INS (Indonesiche Nederlansce school) didirikan oleh Mohammad Syafei di Kayutanam, yaitu suatu kota kecil di dekat Padang Panjang Sumatera Barat.
Adapun dasar pemikiran INS adalah :
  1. Percaya dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.
  2. Menentang intelektualisme, aktif, giat, dan punya daya cipta serta dinamis.
  3. Memperhatikan bakat dan lingkungan siswa.
  4. Berpikir secara rasional, bukan secara mistik.
Ruang pendidikan INS terdiri atas :
  1. Ruang rendah Sekolah Dasar 7 Tahun.
  2. Ruang antara tahun. Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak langsung dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara lebih dahulu.
  3. Ruang dewasa 4 tahun. Tamatan ruang dewasa yang hendak menjadi guru, diwajibkan belajar Ilmu Keguruan dan praktek mengajar.
  4. Ruang masyarakat 1 tahun.
Pada semua tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran kejuruan. Sistem ini tidak mendapat tanggapan yang diharapkan dari daerah lain karena terlalu banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya. Mereka harus berani hidup sangat sederhana dan mungkin dalam kekurangan. Keuntungan dari pendidikannyahanya dirasakan secara perorangan.

No comments:

Post a Comment