SEMANTIK BAHASA
INDONESIA (RANGKUMAN)
SEKILAS
SEMANTIK BAHASA INDONESIA
1.
Jenis Makna
Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria
dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna
leksikal dan makna gramatikal. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah
kata dapat dibedakan adanya makna referensial dan nonreferensial. Berdasarkan
ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif
dan denotatif. Berdasarkan ketepatan maknanya dapat dibedakan adanya makna
istilah atau makna umum dan makna khusus. Selain pembagian tersebut, jenis
makna dapat pula digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal dan
(b) makna kontekstual.
2.
Makna Leksikal
Makna leksikal (leksical me3aning, sematic meaning,
external meaning) adalah makna kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk
dasar maupun dalambentuk kompleks (turunan) dan makna yang ada tetap seperti
apa yang dapat kita lihat dalam kamus. Makna leksikal dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu (a) makna konseptual yang meliputi makna konotatif, makna
afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna idiomatik.
3.
Makna Konseptual
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya
makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau
hubungan apa pun.
Makna konseptual disebut juga makna denotatif, makna
referensial, makna kognitif, atau makna deskriptif. Makna konseptual dianggap
sebagai faktor utama dalam setiap komunikasi.
4.
Makna Generik
Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang
mencakup beberapa makna konseptual yang khusus atau sempit.
Misalnya, sekolah dalam kalimat “Sekolah kami menang.” Bukan
saja mencakup gedungnya, melainkan guru-guru, siswa-siswa dan pegawai tata
usaha sekolah bersangkutan.
5.
Makna Spesifik
Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit.
Misalnya jika berkata “ahli bahasa”, maka yang dimaksud
bukan semua ahli, melainkan seseorang yang mengahlikan dirinya dalam bidang
bahasa.
6.
Makna Asosiatif
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian
kata yang tidak sebenarnya. Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah
kata berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa.
Misalnya kata bunglon berasosiasi dengan makna orang yang tidak
berpendirian tetap.
7.
Makna Konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita
terhadap kata yang diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang
digunakan untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna
leksikalnya.
8.
Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi
pendengar atau pembaca terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna
afektif berhubungan dengan gaya bahasa.
9.
Makna Stilistik
Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang
menimbulkan efek terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di
dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri
bagi kita karena kata yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna
stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya bahasa.
10.
Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan
penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama.
Misalnya kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya kata-kata
tersebut akan muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika
dihubungkan dengan makna kolokatif, yaitu (a) makna dibatasi oleh unsur yang
membentuk kata atau hubungan kata, (b) makna dibatasi oleh tingkat kecocokan
kata, (c) makna dibatasi oleh kecepatan.
11.
Makna Idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna
yang menyimpang dari makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya. Dalam
bahasa Indonesia ada dua macam bentuk idiom yaitu (a) idiom penuh dan (b) idiom
sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah
merupakan satu kesatuan dengan satu makna. Idiom sebagian adalah idiom yang di
dalamnya masih terdapat unsur yang masih memiliki makna leksikal.
12.
Makna Kontekstual
Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara
ujaran dengan situasi. Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena
proses dan satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur
ketatabahasaan.
13.
Makna Gramatikal
Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat
digabungkannya sebuah kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula
timbul sebagai akibat dari proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan
komposisi.
14.
Makna Tematikal
Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara
atau penulis, baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun
penekanan pembicaraan.
15.
Realasi makna adalah hubungan antara
makna yang satu dengan makna kata yang lain.
16.
Pada
dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu (1) prinsip kontiguitas,
(2) prinsip kolementasi, (3) prinsip overlaping, dan (4) inklusi. Jelaskan!
1.
Prinsip kontiguitas yaitu prinsip
yang menjelaskan bahwa beberapa kata dapat memiliki makna sama atau mirip.
Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut sinonimi.
2.
Prinsip komplementasi yaitu prinsip
yang menjelaskan bahwa makna kata yang satu berlawanan dengan makna kata yang
lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut antonimi.
3.
Prinsip overlaping yaitu prinsip
yang menjelaskan bahwa satu kata memiliki makna yang berbeda atau kata-kata
yang sama bunyinya tetapi mengandung makna berbeda. Prinsip ini dapat
menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonimi dan polisemi.
4.
Prinsip inklusi yaitu prinsip yang
menjelaskan bahwa makna satu kata mencakup beberapa makna kata lain. Prinsip
ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut hiponimi.
17.
Sinonimi adalah nama lain untuk
benda atau hal yang sama. Sinonimi yaitu suatu istilah yang mengandung
pengertian telaah, keadaan, nama lain.
Contoh: pintar, pandai, cerdik,
cerdas, cakap, mati, meninggal, berpulang, mangkat wafat
18.
Sinonimi tidak mutlak memiliki arti
yang sama tetapi mendekati sama atau mirip.
19.
Hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya sinonimi adalah penyerapan kata-kata asing, penyerapan kata-kata
daerah, makna emotif dan evaluatif.
20.
Kata bersinonimi tidak dapat
dipertukarkan tempatnya karena dipengaruhi oleh (1) faktor waktu, (2) faktor
tempat atau daerah, (3) faktor sosial, (4) faktor kegiatan dan (5) faktor
nuansa makna.
21.
Homonimi adalah kata-kata yang sama
bunyi dan bentuknya tetapi mengandung makna dan pengertian yang berbeda.
22.
Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya homonimi adalah (1) kata-kata yang berhomonimi itu berasal dari
bahasa atau dialek yang berlainan, (2) kata-kata yang berhomonimi itu terjadi
sebagaimana hasil proses morfologis.
23. Homonimi yang homograf dan homofon adalah sama bunyi sama
bentuknya.
Contoh:
bisa sanggup, dapat
bisa
racun ular
jagal
pedagang kecil
jagal
orang yang bertugas menyembelih binatang
padan
banding
padan
batas
padan
janji
padan
curang
padan
layar
24. Homonimi yang tidak homograf tetapi homofon adalah bentuknya
tidak sama tetapi bunyinya sama.
Contoh:
bang bentuk singkatan dari abang
bank
lembaga yang mengurus uang
sangsi
ragu
sanksi
akibat
syarat
janji
sarat
penuh dan berat
25. Homonimi yang homograf tidak homofon sama bentuk tetapi
tidak bunyinya.
Contoh:
teras hati kayu atau bagian dalam kayu
teras
pegawai utama
teras
bidang tanah datar yang miring atau lebih tinggi dari yang lain
26. Antonimi adalah nama lain untuk benda lain pula atau
kebalikannya.
27. Oposisi kembar yaitu perlawanan kata yang merupakan pasangan
atau kembaran yang mencakup dua anggota.
Contoh:
laki-laki perempuan
kaya
miskin
ayah
ibu
28. Oposisi gradual yaitu penyimpangan dari oposisi kembar
antara dua istilah yang berlawanan masih terdapat sejumlah tingkatan antara.
Contoh:
kaya dan miskin, besar dan kecil
Pada
kata tersebut terdapat tingkatan (gradual) sangat kaya – cukup kaya – kaya –
miskin – cukup miskin – sangat miskin, sangat besar – lebih besar – besar –
kecil – lebih kecil – sangat kecil.
29. Oposisi majemuk yaitu oposisi yang mencakup suatu perangkat
yang terdiri dari dua kata. Satu kata berlawanan dengan dua kata atau lebih.
1.
Oposisi relasional yaitu oposisi
antara dua kata yang mengandung relasi kebalikan, relasi pertentangan yang
bersifat saling melengkapi.
Contoh:
menjual beroposisi membeli
suami
beroposisi istri
utara
beroposisi selatan
2.
Oposisi hirarkis, oposisi ini
terjadi karena setiap istilah menduduki derajat yang berlainan. Oposisi ini
pada hakikatnya sama dengan oposisi majemuk. Kata-kata yang beroposisi hirarkis
adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi),
satuan hitungan, nama jenjang kepangkatan dan sebagainya.
Contoh:
meter beroposisi dengan kilometer
kuintal
beroposisi dengan ton
3.
Oposisi inversi, oposisi ini
terdapat pada pasangan kata seperti beberapa – semua, mungkin – wajib.
Pengujian utama dalam menetapkan oposisi ini adalah apakah kata itu mengikuti
kaidah sinonimi yang mencakup (a) penggantian suatu istilah dengan yang lain
dan (b) mengubah posisi suatu penyangkalan dalam kaitan dengan istilah
berlawanan.
Contoh:
beberapa negara tidak mempunyai pantai = tidak semua negara mempunyai pantai
4.
Polisemi adalah relasi makna suatu
kata yang memiliki makna lebih dari satu atau kata yang memiliki makna yang
berbeda-beda tetapi masih dalam satu aluran arti.
5.
Kata berhomonimi adalah kata-kata
yang sama bunyi dan bentuknya.
Contoh:
bisa dapat
bisa
racun
Sedangkan
polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu
atau kata yang memiliki makna berbeda-beda tetapi masih dalam satu arti.
Contoh:
kepala 1. bagian tubuh dari leher ke atas
2.
bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan yang merupakan hal
yang penting
3.
pemimpin atau ketua
6.
Dua cara untuk menentukan bahwa
suatu kata tergolong polisemi atau homonimi, pertama melihat etimologi atau
pertalian historisnya. Kata buku misalnya, adalah homonimi yakni (1) buku yang
merupakan kata asli bahasa Indonesia yang berarti ‘tulang sendi’ dan (2) buku
yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘kitab, pustaka’.
Kedua,
dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar.
1.
Hiponimi ialah semacam relasi
antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah
komponen yang lain.
2.
Hiponimi adalah semacam relasi
antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah
komponen yang lain. Kelas atas mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil,
sedangkan kelas bawah merupakan komponen yang mencakup dalam kelas atas.
Contoh: Januari, Februari, Maret, April hiponimi dari kata bulan. Kelas atas
disebut hipernim, contohnya, ikan hipernimnya tongkol, gabus, lele, teri.
Contoh
latihan dan jawaban.
1.
Carilah sinonim kata-kata berikut ini!
a.
kamu = engkau
b.
ayah = bapak
c.
anak = momongan
d.
ibu = mama, emak
e.
rajin = giat
f.
susah = sulit, berat
g.
pandai = pintar
h.
sehat = waras
i.
luas = lebar
j.
jujur = tulus, ikhlas
k.
mati = meninggal
l.
baik = bagus
m.
mendidiki = mengajar
n.
senang = suka
o.
aku = saya
p.
selidik = amati
2. Carilah dalam kamus kata-kata
homonimi berikut ini!
a.
angguk – gerakan kepala menunduk, angguk – tali pada perahu
b.
anggka – tanda lambang bilangan, angka – mengangap
c.
antar – hubungan yang satu dengan yang lain, antar – memindahkan sesuatu ke tempat
lain
d.
bujuk – usaha untuk meyakinkan seseorang dengan kata-kata, bujuk – ikan gabus
e.
bunga – bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, bunga – imbalan jasa
f.
ekstrak – pati atau sari, ekstrak – salinan atau petikan
g.
email – massa berupa kaca tidak bening, email – bahan padat berwarna putih
h.
ceraka – pengukup pakaian, ceraka – tumbuhan yang akarnya dapat dipakai sebagai
obat
i.
genting – gawat atau tegang, genting tutup atas rumah
j.
ibarat – umpama atau perbandingan, ibarat – isi
k.
jurus – arah yang lurus, jurus – sikap
l.
kabur – tidak dapat melihat sesuatu, kabur – berlari cepat-cepat
m.
lengket – lekat, lengket – tumbuhan yang dapat dipakai untuk pupuk hijau
n.
pelonco – gundul, pelonco – semangka muda
o.
penting – utama atau sangat berharga, penting – tiruan bunyi
p.
alam – segala yang ada di langit dan di bumi, alam – merasai
3. Carilah antonim-antonim kata-kata
di bawah ini!
a.
besar kecil
b.
kaya miskin
c.
tinggi rendah
d.
teman lawan
e.
banyak sedikit
f.
tua muda
g.
guru murid
h.
bersih kotor
i.
suami istri
j.
panjang pendek
k.
pandai bodoh
l.
cantik jelek
m.
kasar halus
n.
jauh dekat
o.
mahal murah
p.
baik buruk
4. Carilah hiponim kata-kata berikut
ini!
a.
jurusan, fakultas hiponim terhadap perguruan tinggi
b.
vokal, konsonan, diptong hiponim terhadap fonetik
c.
puisi, prosa, drama hiponim terhadap sastra
d.
meja, kursi, lemari hiponim mebel
e.
merpati, kaka tua, gagak hiponim terhadap burung
5. Carilah dalam kamus makna kata
polisemi di bawah ini!
a.
menguraikan (1) menjadi terurai, (2) menceraikan atau melepaskan, (3)
memaparkan
b.
undang-undang (1) ketentuan-ketentuan (2) hukum (3) aturan-aturan yang dibuat
orang atau badan yang berkuasa.
c.
tubuh (1) badan, (2) bagian yang terpenting
d.
sekularitas (1) kehidupan duniawi, (2) kedudukan seorang pejabat duniawi
e.
praktik (1) pelaksanaan secara nyata (2) pelaksanaan pekerjaan (3) perbuatan
melakukan teori
f.
upah (1) hasil sebagai akibat, (2) imbalan
g.
tenggelam (1) karam, (2) terbenam, (3) hilang, (4) lupa
h.
subjek (1) pelaku, (2) mata pelajaran, (3) orang, tempat, benda yang diamati
i.
gadis (1) perawan, (2) anak perempuan yang sudah akil balik
j.
aparat (1) alat, perkakas, (2) perlengkapan militer, (3) badan pemerintahan
No comments:
Post a Comment