Wednesday, January 11, 2012

Makalah Biodiversitas

 
KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Lingkungan dengan judul “Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem”.
            Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak, laporan ini tidak akan selesai. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1.      Drs. Agus Sutanto, selaku Dosen Pengapu mata kuliah Biologi Lingkungan yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
2.      Teman – teman satu kelompok Biodiversitas yang telah membantu dalam pengerjaan laporan ini, sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.
3.      Semua pihak yang ikut membantu tersusunnya laporan ini.

            Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Hal itu karena kurangnya pengetahuan kami, baik dalam cara penulisan maupun materi. Sehubungan dengan bimbingan dan petunjuk sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                                                                    Sukoharjo, 1 November 2011



                                                                                        Kelompok Biodiversitas


DAFTAR ISI


                                                                                                                    Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN  …………………………………………………………. 1
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………… 2
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………....……... 2
C.     Tujuan …………………………………………………………………...........……. 2
D.    Manfaat …………………………………………………………………................... 2
BAB II ISI ………………………………………………………………………….. 3
1.    Konsep Keanekaragaman Hayati ……………………………………….…… 3
2.    Tingkat Keanekaragaman Hayati …………………………………………..… 3
a.       Tingkat Keanekaragaman Gen ………………………………………..….. 3
b.      Tingkat Keanekaragaman Spesies ……………………………………..…. 5
c.       Tingkat Keanekaragaman Ekosistem ………………………………..…… 8
v  Komponen-komponen Pembentuk Ekosistem ……………………....... 12
v  Hubungan Ketergantungan Antar Ekosistem …………………….......... 14
v  Macam – Macam Ekosistem …………………………………….....… 18
3.    Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati ….……………...…………..…… 29
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………. 30
       Kesimpulan ………………………………………….……………………….….. 30
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….……………………….…. 31

BAB 1
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator. Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah konsep keanekaragaman hayati?
2.      Bagaimana tingkat – tingkat keanekaragaman hayati?
3.      Manfaat dan nilai apa  yang terkandung dalam keanekaragaman hayati?

C.     Tujuan
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi.
D.    Manfaat
Kita dapat mengetahui macam – macam organisme dan tingkat – tingkat keanekaragaman hayati.





BAB II
ISI

1.      Konsep Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.

2.      Tingkat Keanekaragaman Hayati
a.       Tingkat Keanekaragaman Gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Misalnya :

-          Variasi jenis padi: padi Rojo lele, padi Gogo, padi IR64, dll.
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/1-1a.jpg
                  Gambar keanekaragaman genetik pada padi.




-          Variasi jenis ayam : ayam bangkok, ayam kampung, ayam kate, dll.
   Gambar keanekaagaman genetik pada ayam.
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genotip
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.

b.      Tingkat Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.
Gambar 2. Keanekaragaman jenis pada kacang-kacangan

Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan harimau, singa, citah dan kucing.
Gambar 2. Keanek ragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singan, (c) kucing dan (d) citah.

Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
Cobalah Anda perhatikan perbedaan sifat dari hewan berikut ini:
No.
Ciri-ciri
Kucing
Harimau
Singa
Citah
1.

2.

3.
Ukuran tubuh
Warna bulu

Tempat hidup
Kecil

Hitam, putih, kuning
Hutan, rumah
Besar

Hitam, putih, kuning
Hutan
Besar

Hitam, putih, kuning
Hutan
Sedang

Hitam/ putih
Pohon
Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa, aren, pinang, dan lontar, seperti tampak pada tabel pengamatan berikut ini.
No
Ciri-ciri
Kelapa
Aren
Pinang
Lontar
1.
Tinggi Batang
>30m
25m
25
15-30m
2.
Daun
-Panjang tangkai daun 75-150cm
-Helaian daun 5m, ujungruncing dan keras
-Panjang tangkai daun 150cm
Tangkai daun pendek
-Panjang tangkai daun 100cm
-Helaian daun bulat, tepi daun bercangap menjari
3.
Bunga
Tongkol
Tongkol
Tongkol
Bulir

Gambar 2. Keanekaragaman pada suku Palmae
Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis. Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa, aren, pinang, dan lontar yang termasuk suku Palmae atau Arecaceae.
c.       Tingkat Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
v  Komponen-komponen pembentuk ekosistem

§   Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:
1.   Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2.   Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3.   Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
4.   Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
5.   Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
6.   Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

§    Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).

§    Heterotrof / Konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

§    Pengurai / dekomposer

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
1.         Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan.
2.         Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan.
3.         Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

v  Hubungan ketergantungan antar komponen ekosistem
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik.

*      Antar komponen biotik

Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
1.      Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.

2.      Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/71/FoodChain.svg/200px-FoodChain.svg.png

*      Antar komponen biotik dan abiotik

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:
1.      Siklus Karbon








Fungsi Siklus Karbon:
1) Kesetimbangan antara fotosintesis dan respirasi sel.
2) Secara umum dan alami setimbang.
3) Aktifitas manusia meningkatkan kandungan CO2 di atmosfer.



2.      Siklus Air
3.      Siklus Nitrogen
54-18-NitrogenCycle-L

4.      Siklus Sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.

v  Macam – macam ekosistem yang ada di bumi yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan
1.         Ekosistem air
·       Ekosistem Air Tawar.
            Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/78/Upper_Lehman_Creek.jpg/220px-Upper_Lehman_Creek.jpg
·       Ekosistem Air Laut.
            Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
·       Ekosistem Estuari.
            Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

·       Ekosistem Pantai.
            Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.



·       Ekosistem sungai.
            Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/78/Upper_Lehman_Creek.jpg/220px-Upper_Lehman_Creek.jpg

·       Ekosistem terumbu karang.
            Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

·       Ekosistem Laut Dalam.
            Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
·       Ekosistem Lamun.
            Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.  Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang biak.
            Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng­hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.





2.         Ekosistem darat
·       Bioma Gurun
            Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput.
       Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut :
1.        Curah hujan rendah, yaitu 25 cm per tahun.
2.        Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari dapat mencapai 40°C pada musim panas.
3.        Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar.
4.        Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai belukar akasia yang berduri.
5.        Hewan yang menghuni daerah gurun. Umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal.
Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
·      Bioma Padang Rumput
     Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika.
Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut:
1.        Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.
2.        Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Rumput yang hidup di bioma             padang rumput yang relatif basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter,       misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di       bioma padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput        Grana dan Buffalo Grasses.
3.        Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular,         rodentia, belalang dan burung.
Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/46/Wild_zebra_on_Kenya_countryside.jpg/290px-Wild_zebra_on_Kenya_countryside.jpg
·       Bioma Hutan Gugur
            Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai pegunungan di daerah tropis.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:
1.        Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun.
2.        Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.
3.        Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur.
4.        Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.
5.        Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon, Rubah,Bajing, dan Burung Pelatuk.
Contoh bioma hutan gugur adalah Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.

·       Hutan Hujan Tropis
Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur yang tinggi sekitar 25°C.
Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut:
1.        Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm per tahun.
2.        Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah.
3.        Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan sedangkan epifit adalah anggrek.
4.        Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
5.        Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan, bajing dan harimau.
       Contoh bioma hutan hujan tropisnya adalah hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua, dan Brasil.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/86/Daintree_Rainforest.JPG/180px-Daintree_Rainforest.JPG
·       Bioma Taiga
            Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis.
       Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut:
1.        Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.
2.        Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies pohon, yaitu konifer (pinus).
3.        Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai 6 bulan.
4.        Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang.
5.        Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce (Juniperus).
6.        Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala dan morten.
       Contoh bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi diberbagai wilayah.



·       Bioma Tundra
            Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin.
       Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut :
1.        Curah hujan sekitar 10 cm per tahun.
2.        Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang terus menerus.
3.        Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak.
4.        Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dalam masa pertumbuhan yang pendek.
5.        Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu.
6.        Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci, serigala, rusa dan domba.



·      Bioma Karst
            Karst adalah sebuah bentukan di permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping.
       Ciri-ciri daerah karst antara lain:
1.        Daerahnya berupa cekungan-cekungan.
2.        Terdapat bukit-bukit kecil.
3.        Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.
4.        Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah.
5.        Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu gamping.
6.        Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.
       Contoh bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.

3.         Ekosistem Buatan
     Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
·         Bendungan.
·         Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
·         Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
·         Sawah irigasi.
·         Perkebunan sawit.
·         Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
·         Ekosistem ruang angkasa.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/49/Bali_riziere.jpg/210px-Bali_riziere.jpg

3.   Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
1.      Kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak , seperti:
- Sandang (ulat sutra, bulu domba, kapas).
- Pangan (serealia/biji - bijian, umbi - umbian, sayur, buah, telur, daging, susu dan                 sebagainya).
- Papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo, dan sebagainya).
- Udara bersih (pepohonan).
2.         Kebutuhan Sekunder, kebutuhan untuk lebih menikmati hidup, misalnya:
- Transportasi (kuda, onta, sapi).
- Rekreasi (hutan, taman bunga, tanaman hias, keindahan bawah laut, hewan piaraan dan sebagainya).
3.     Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang manfaatnya dapat ditukar dengan uang, misalnya bahan kebutuhan pokok atau pangan yang diperdagangkan, dikatakan memiliki nilai ekonomi.
4.     Bagi suatu negara tertentu, keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan karena keindahan atau kekhasannya, seperti: karapan sapi di madura, ukiran jepara dari kayu jati, lukisan wayang dari kulit domba dan sebagainya. Keanekaragaman hayati tersebut memiliki niali budaya.
5.     Keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli, karena sebagai  sumber ilmu atau tujuan lain (misalnya :pemuliaan hewan dan tumbuhan, pelestarian alam, pencarian alternatif bahan pangan dan energi dan sebagainya). jadi keanekaragaman hayati memiliki nilai pendidikan.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Alam Indonesia sangat kaya akan keberagaman flora dan fauna, keberagaman tersebut dikenal dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukakan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosisitem di suatu daerah. Penyebebab keanekaragaman hayati ada 2 faktor, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik relatif konstan / stabilpengaruhnya terhadap morfologi (fenotip) organisme. Sebaliknya faktor luar relatif labil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotip).
            Keanekragaman hayati mencakup tiga tingkatan pengertian yang berbeda, yaitu keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem. Dan tidak ada makhluk hidup yang bisa hiup sendiri, terpisah dan terasing dari makhluk hidup lain. Manusia, hewan, dan tumbuhan adalah makhluk hidup, mereka butuh makanan dan tempat hidup yang nyaman untuk hidup. Dengan demikian terjadi hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup dan juga antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antar makhluk hidup dengan lingkungan untuk membentuk  suatu sistem yang disebut ekosistem. Ekosistem terbentuk dari komponen hidup (biotik), dan komponen tidak hidup (abiotik). Kedua komponen ini sangat mempengaruhi distribusi persebaran organisme pada tempat yang berbeda-beda.





DAFTAR PUSTAKA

Trijoko, 2006. Biologi. Erlangga: Jakarta.

No comments:

Post a Comment