Aluminium Siap Geser Dominasi Rangka Baja
Upaya
pengalihan bahan baku rangka, dari baja yang berat ke aluminium yang lebih
ringan, akan meningkatkan jumlah aluminium dalam produksi otomotif. Kandungan
aluminium di sebuah mobil diprediksi rata-rata akan tumbuh dari 343 menjadi 550
lbs. Itu artinya, produksi industri logam untuk pasar otomotif akan meningkat
dua kali lipat, dari 11,5 juta ton pada tahun 2011, menjadi 24.8 juta ton pada
2025.
Untuk
mengantisipasi transisi dari kerangka baja ke kerangka aluminium yang lebih
ringan bagi industri otomotif, Alcoa, perusahaan multinasional dalam bidang
aluminium yang bermarkas di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, telah
menginvestasikan $ 300 juta untuk proyek ekspansi pabrik di Davenport, Iowa.
"Hal
itu merupakan fase berikutnya untuk memenuhi kapasitas dalam pasar otomotif,
dan diprediksi fase ini akan penuh pada 2015," kata Randall Scheps,
Direktur Pemasaran Otomotif Alcoa, pekan lalu.
Presiden
Obama telah mengusulkan peningkatan standar CAFE AS dari target 35,5 mil per
galon di 2016 menjadi 54,5 mil per galon pada 2025. Menurut Scheps, hal itu
bisa memicu peningkatan biaya dalam banyak hal, seperti turbo charger, sistem
injeksi langsung, percepatan delapan transmisi, dan juga bodi aluminium.
"Jadi
produsen mobil akan membuat pasar ini mati dan yang terbaik adalah investasi
untuk meningkatkan ekonomi bahan bakar. Jika mereka dapat mengoptimalkan mesin
mobil dengan bobot mobil maka akan memberikan keuntungan," papar Scheps,
seperti dilansir Automotive News.
Lalu
bagaimana dengan persaingan bahan komposit, seperti plastik dan logam seperti
titanium, yang notabene juga berbobot ringan dan bisa muncul sewaktu-waktu?
"Mereka
tidak kompatibel dengan infrastruktur yang ada, terlalu mahal, tidak dapat
didaur ulang, tidak dapat menahan benturan kecelakaan dan siklus manufaktur
yang lama," pungkas Scheps optimis. (kpl/bun)
No comments:
Post a Comment