Pembangunan 100 Unit SPBG Telan
Dana Rp 1,5 Triliun
Selepas
pembukaan keran tender konverter BBG kepada pihak swasta, pihak di luar
instansi juga mulai ikut mendukung langkah konversi BBM ke BBG, seperti yang
diukir PT Setindo Raya. Perusahaan gas alam terkompresi (CNG) itu berniat
membangun 50 - 100 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di wilayah
Jabodetabek hingga akhir tahun ini.
Namun,
rencana itu masih menunggu keputusan pemerintah terhadap penyediaan lahan dan
gas untuk pembangunan SPBG.
"Secara
teknis, kami sanggup membangun 50 - 100 SPBG di Jabodetabek dalam enam bulan ke
depan. Yang jadi soal tinggal pasokan gas dan lahan. Semua itu tergantung
pemerintah. Soal lahan, kebutuhannya tidak banyak, mungkin 500 meter per
SPBG," urai Direktur Setindo Raya Erwin Wijaya di Kantor Kementerian ESDM,
Jakarta.
Diharapkan,
semakin banyak SPBG yang dibangun, maka semakin banyak pula pemilik kendaraan
yang ingin beralih BBG. Soal biaya per SPBG, Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia
(APCNGI) pernah menginformasikan bahwa biaya pembangunan per unit SPBG CNG
dengan tanah sewa sekitar Rp. 15 miliar.
Dengan
demikian, PT Setindo Raya membutuhkan setidaknya Rp. 1,5 triliun untuk
membangun maksimal 100 SPBG CNG. Namun angka itu disebut masih lebih rendah
dibandingkan membangun stasiun pengisian BBM.
"SPBG
CNG hanya menggunakan kompresor, sementara SPBU secara umum menggunakan pompa
atau tangki tanam, yang lumayan mahal," katanya.
Pemerintah
sendiri punya rencana membangun sekitar 40 SPBG hingga akhir 2012, dengan
posisi di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Sejauh ini sudah 13 SPBG
yang beroperasi. (kpl/why/bun)
No comments:
Post a Comment